Doa yang Mengancam

Diceritakan seorang kuli angkut yang bernama Madrim (Aming)merasa menjadi orang paling malang di dunia. Dengan kemiskinan yang mambelit, hutang - hutang yang berkejaran, hingga kepergian sang istri Juleha (Titi Kamal)yang gak tahan hidup bersama Madrim serta kemiskinannya.Dan semua kondisi tersebut amat membuat Madrim stres juga putus asa.


Dikisahkan Madrim bersahabat dengan Kadir(Ramzi)seorang penjaga mushola, karakter tipikal masyarakat betawi yang taat beribadah. Kadir berusaha menasehati Madrim yang kian hari kian putus asa agar mendekatkan diri terhadap Allah SWT dengan memperbanyak doa juga rajin shalat seinring dengan usaha. Bukan mengamini, Madrim lebih cenderung sinis dan pesimis terhadap Allah. Merasa segala doa dan usahanya tidak pernah membuahkan hasil.

Suatu hari Madrim dan Kadir dihadapkan oleh situasi yang mengancam keselamatn Kadir akibat datangnya seorang maling yang terdesak kejaran masa ke mushola. Melihat dengan mengancam si maling berhasil meloloskan diri, membuat Madrim memiliki ide untuk berdoa dengan cara yang berbeda, dengan menyisipkan ancaman terhadap Allah.

"seandainya tak dijadikan kaya, maka aku akan menyembah Setan" begitu doa Madrim
Setelah doa itu, Madrim pergi berkelana, hingga ditengah padang ia tersambar petir hingga terlempar. Lucu sekali bagian ini, mengingatkan semua adegan tersambar petir di film The Courious Case of Benjamin Button yang berhasil membuat saya yang menonton sedikit terkikik. Setelah sambaran petir itu, Madrim memiliki kekuatan untuk melihat masa lalu.

Akibat kekuatannya ini, Madrim mendapatkan uang dengan membantu polisi mencari buronan. Betapa kaget Madrim ketika pertama memperoleh uang yang begitu banyak. Namun itu belum seberapa, Madrim direkrut oleh Tanra, seorang mafia berkerah putih. Madrim di beri segala fasilitas dan gaji buta yang amat besar agak Madrim tidak lagi menjadi "tenaga ahli" polisi. Tantra adalah seorang buronan polisi.

Bergelimang uang banyak tidak membuat Madrim bahagia, ia tetap merasa kosong. Satu hari ia dipertemukan dengan seorang wanita penghibur yang ternyata Juleha, istrinya. Madrim kecewa ketika melihat Juleha memilih bunuh diri daripada kembali kepada Madrim.

Madrim kembali berdoa kepada Allah untuk menghilangkan kelebihannya melihat masa lalu, namun Madrim malah bertambah kekuatan dan bisa melihat masa depan.Akhir cerita dari kisah ini sedikit dapat di baca, namun banyak hal yang harus difahami dengan baik dari film ini.

Saya merasa penulis cerita ini mau mengangkat kisah keputusasaan seorang Madrim akan kehidupan yang teramat miskin. Hal ini berhasil diwakili oleh wajah Aming yang cocok menjadi orang susah. Belum lagi pencahayaan film yang terkesan kuning, buram, semakin mewajahi kemiskinan yang benar - benar kelam. Film ini perlu dimaknai dengan baik, tidak dengan cara yang sembarangan. Madrim menjadi putus asa, memang itulah salah satu ciri kelemahan manusia.Ancamannya terhadap Tuhan dalam doa yang mengatakan akan berubah memuja setan jika kesulitannya tidak diangkat, salah satu contoh hubungan kefakiran dengan kekafiran.

Tapi Allah menjawab doa Madrim dengan caraNYA. Ia menjawab dengan memberikan Madrim sebuah kekuatan aneh dan setidaknya kebahagiaan sesuai bayangan Madrim, banyak uang. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak juga memberi kebahagiaan yang diharapkan. Allah memberikan kesempatan Madrim untuk mengambil hikmah dari keinginannya juga keputusasaannya. Dan ketika Madrim berhasil mencari hikmah, maka ia telah berhasil meraih apa yang Allah ingin ajarkan.

Sebagai orang yang telah dewasa mungkin saya bisa senyum - senyum geli mendengar cara Madrim berdoa, karena saya faham itu bagian dari representasi dari keputusasaan madrim yang kehilangan akal sehatnya akibat kemiskinan yang tak kunjung usai. Ia berfikir bahwa keputusan Allah dapat ia pengaruhi dengan sebuah ancaman. Namun karena ketika saya menonton saya ditemani oleh adik sepupu yang masih duduk di Sekolah Dasar, tak pelak saya pun harus mengingatkan kembali pada anak kecil itu bagaimana sebuah doa seharusnya dipanjatkan,tutur prasangka apa yang harusnya kita munculkan ketika berkaitan dengan ketentuan yang diberikan Sang Khalik.

Film yang cukup baik, jika memang pada akhirnya mampu dimaknai dengan cara yang baik. Mengingatkan kita kembali untuk setidaknya peduli dengan sekeliling kita yang mungkin saja kekurangan Karena ternyata dari kekurangan tersebut, adakalanya manusia membawa serta menggiring dirinya ke jalan yang salah dengan dalih keputusasaan.

0 comments:



Post a Comment